Title: Sleepless
Genre:Romance , fluff, angst
Rating: T
Cast : Main: Lee Eun Hee (OC), Choi Min Ho (SHINee)
Other: Jung Soo Jung (Krystal/F(x)
Lenght: Vignette
Lenght: Vignette
Author: Oh Sae Hee
Disclaimer: All the casts except OC are belong to God and their self. Ceritanya 100% buatan author.... So... Don’t Bash n be Plagiator! Don’t forget your Feedback! ^^V
Note: Yang baca judulnya dan ngira ini songfictnya SHINee-Sleepless night, kalian salah besar! Karena ini gak ada hubungannya sama itu, hanya judulnya yang mirip. Mirip tak berarti samakan?
My first FF with my Flaming Charisma! My other namjachingu!(di keroyok Flamers) ketahuan gk bs milih bias dan biasnya banyak...^^V Dia tuh tinggi bgt(berasa ngeliat tiang listrik kali ya kalo berdiri deket dia..) , karismatik, keren, dan ganteng!!!!!! Enjoy reading all!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---Eun Hee POV---
Sial. Jam wekerku sudah menunjukan pukul 23.00, tapi tetap saja aku belum terlelap. Beberapa kali aku mencoba menutup mataku dan memainkan lagu ballad yang terkadang bisa membuatku mengantuk, tapi tetap saja aku masih belum bisa memasuki alam mimpiku.
Sebenarnya sudah lima hari aku merasakan hal seperti ini, aku hanya bisa terlelap sekitar 1 sampai 3 jam saja. Setelah itu? Aku hanya akan terbangun dan sekeras apapun aku mencoba untuk tertidur lagi hasilnya akan nihil! Karena tetap saja aku tak bisa kembali ke dunia mimpiku.
Aku mendesah. Tubuhku sudah sangat lelah karena kerja paruh waktu hari ini, tetapi mengapa tubuhku tak ingin aku beristirahat? Sebenarnya aku tahu jawaban atas pertanyaku ini. karena perasaanku dan pikiranku yang menghalangiku untuk tertidur malam ini.
Ya, lima hari yang lalu aku putus dengan namjachinguku-Choi Min Ho-. Dia berselingkuh dengan seorang yeoja dan aku menangkap basah mereka sedang pergi berjalan-jalan bersama. Cih, aku benci melihat yeoja itu! Bersikap manja di depan namjachinguku.
Dengan amarah yang tak terbendung lagi, aku pun menampar pipi kanan Min Ho hingga pipinya memerah dan memutuskannya saat itu juga, didepan muka umum. Aku tak sudi mendengarkan penjelasannya dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Jujur saja aku menyesal memutuskannya karena aku masih punya perasaan kepadanya, tapi hatiku telah tersakiti olehnya dan itu alasan yang kuat untuk putus dengannya.
Aku mengutak-atik handphoneku tak jelas, terkadang aku membuka pesan-pesan yang masuk ke dalam kotak pesanku , bermain game, melihat playlist yang aku buat untuk membantuku tertidur, dan tanpa sengaja aku menelpon Min Ho. Apa?! Menelepon Min Ho?!
Aku segera tersadar dan mendapati handphoneku yang sedang berusaha menyambungkanku dengan handphone Min Ho. Babo! Bagaimana ini?! Apa yang harus kukatakan kepadanya?! Dan sialnya sekarang handphoneku mengeluarkan suara nada sambungnya, berarti panggilanku tinggal menunggu diterima Min Ho saja!
Bodoh sekali sih aku ini... Kenapa aku tak menekan tombol reject saja! Dan lagi pula Min Ho itu seorang ‘Raja Tidur’ sangat sulit membangunkannya, aku sangat yakin nada panggilanhandphonenya tak akan bisa membangunkan pemiliknya. Itulah kebiasaan buruk Min Ho yang sangat sulit dirubah hingga sekarang.
“Yeoboseyo?”Kata seseorang diseberang sana. Min Ho menjawab panggilanku? Mana mungkin Raja tidur terbangun akibat panggilanku. Ah... Pasti ini bukan Min Ho, mungkin saja teman satu apartemennya, Taemin.
“Yoboseyo? Eun Hee-ah...”Kata namja itu lagi. Suara berat itu... Aku sangat yakin suara Taemin tak seperti itu. Ini Choi Min Ho, ex-namjachinguku!
“N...Ne... Min Ho-ah...”Jawabku sedikit gugup. Sejak insiden itu aku tak pernah berhubungan dengannya, rasanya sangat aneh menelepon ex-namjachingumu saat kau masih merasa terkhianati olehnya. Walaupun sebenarnya aku sangat merindukannya.
“Kau belum tidur?” Tanya Min Ho dengan nada suara sedikit khawatir di seberang sana. Dia masih mengkhawatirkanku? Yang benar saja?!
“Iya... Aku ingin, tapi tak bisa... Bagaimana denganmu ? Kaukan Raja Tidur, bagaimana kau bisa menjawab panggilanku?”Tanyaku dengan suara yang lebih tenang. Aku tak mau terdengar gugup di depannya.
“Ah.... Sama sepertimu, aku masih terbangun...”Jawabnya. Masih terbangun? Mungkin menonton pertandingan bola.
“Bagaiman ya... Cara agar bisa tidur? Aku bosan hanya berbaring di kasurku saja...”
“Walaupun aku sangat suka tidur, aku juga tidak tahu bagaimana caranya agar bisa tertidur. Oh... iya... Sudah coba minum segelas susu hangat? Katanya itu akan membantumu tertidur.”
“Aku sudah meminumnya tiga jam yang lalu dan sampai sekarang aku tak bisa tidur sama sekali..”
“Kau bilang bosan hanya berbaring ditempat tidurmua saja, bukan? Bagaimana kalau kita bertemu di taman tempat kita biasa bertemu setelah kerja paruh waktu kita?”Tawarnya.
Deg!
Aku merindukannya dan aku sangat ingin bertemu dengannya. Tapi, dia sudah menjadi mantanku dan saat bertemu dengannya pasti suasananya akan sangat canggung. Lagi pula terakhir kami bertemu saat aku menamparnya dan memutuskannya, pasti suasananya akan lebih canggung lagi.
“Aku akan menganggap kau menjawab ‘iya’. Sampai bertemu, annyeong!” Katanya dan dia memutuskan panggilanku. Aku tidak ingin bertemu dengannya. Ya... Walaupun sebenarnya ingin... Jika dia bersikap seperti ini biasanya dia ingin aku langsung menurutinya. Dan sekarang dia memaksaku untuk bertemu dengannya!
Aku mencoba meneleponnya tapi dia tak menjawab panggilanku. Aku semakin yakin kalau dia sangat ingin aku menemuinya.
Aku pun mengambil cardiganku dan aku tak ingin memakai make-up atau parfume sedikitpun. Lagi pula sekarang sudah malam, bahkan hampir tengah malam, untuk apa berdandan? Aku hanya menyisir rambutku agar setidaknya terlihat rapih.
Aku pun keluar dari kamarku dan mendapati Soo Jung-teman satu apartemenku- sedang serius menonton film horor. Dia memang pecinta film horor dan selalu menontonnya saat mendekati tengah malam maupun tengah malam. Dia memang pemberani.
“Soo Jung-ah...Aku pinjam mobil ya...”Kataku kepadanya. Dia pun melemparkan kunci mobilnya kepadaku tanpa mengalihkan pandangannya ke arahku.
“Thanks! Sepertinya aku pulang sedikit malam... Annyeong...” Ujarku sambil meninggalkannya di apartemenku sendirian. Atau mungkin dia tak sendirian.
~~~
“Dimana sih Min Ho?” Tanyaku pada diriku sendiri sambil mencari sosok tinggi itu di taman yang tak begitu terang ini.
Aku sudah menunggunya, sepertinya sudah hampir lima menit aku duduk dibangku taman ini. Dia menyuruhku untuk menunggunya di sini
“Menyebalkan sekali sih dia! Sudah memaksa untuk bertemu malam-malam di taman, pakai datang terlambat segala! Awas saja kalau dia datang, aku pasti akan menjitak keningnya!” Gerutuku sendiri di tengah keheningan malam taman ini.
“Kau yakin? Bahkan tinggi badanmu saja tidak melebihi pundakku...”Kata seorang namja bersuara berat yang sangat familier di telingaku. Choi Min Ho.
Aku mendongakkan wajahku dan mendapatinya sedang berdiri sambil tersenyum kepadaku dengan kedua tangannya membawa dua gelas karton. Aku sangat yakin gelas-gelas tersebut berisi minuman hangat.
“Mianhae, tadi aku mampir dulu ke kafe 24 jam di dekat apartemenku. Aku tahu kau sangat sukacappuccino di sana, jadi aku belikan ini untukmu.”Katanya sambil menyodorkan gelas karton yang berada di tangan kanannya sambil tersenyum kepadaku.
“G..Gomawo...” Sial! Kenapa aku gugup seperti ini? Aku mengambil gelas karton itu. Setelah itu aku mengesap cappuccino tersebut. Sedangkan Min Ho langsung mendudukan dirinya di sebelahku.
“Bodoh! Kenapa aku membelikanmu cappuccino? Kaukan sedang susah tidur...”Ucapnya dengan nada menyesal.
“A.. Aniyo... Lagi pula sudah lama sejak terakhir kali aku meminum cappuccino...”Jawabku tanpa melihat ke arahnya sedikitpun.
Hening. Aku benci jika suasana semakin canggung seperti ini. kami sibuk dengan cappucccinomasing-masing dan pikiran masing-masing.
“Jadi... Kenapa kau masih terbangun? Kaukan seorang Raja Tidur...”Kataku mencoba memecahkan keheningan. Walaupun sebenarnya aku bisa menebak kalau dia pasti sedang menunggu pertandingan bola yang biasanya di tayangkan pada tengah malam.
“Apakah salah bila seorang Raja Tidur tidak bisa tidur? Aku sudah mencoba untuk tidur, tapi tetap saja tidak bisa tidur, sejak...” Dia menggantungkan kalimatnya.
“... kau memutuskanku...” Lanjutnya sambil menatap cappuccinonya sambil terus mengeratkan genggamannya terhadap gelas karton tersebut. Sedangkan aku menatapnya tak percaya. Apakah dia masih mencintaiku?
“Untuk apa kita masih berpacaran jika kau sudah tidak mencintaiku lagi... Benar, bukan? Itu alasan aku memutuskanmu.”Kataku dengan nada dingin kepadanya. Dia langsung menatapku dengan penuh kebingungan.
“Kenapa kau bicara se-“
“Itu kenyataannya bukan. Aku melihatmu berkencan dengan yeoja lain!” Potongku dengan nada yang tiba-tiba saja meninggi.
“Yeoja lain?! Aku tidak pernah berkencan dengan yeoja selain denganmu selama kita berpacaran!” Kata Min Ho membela diri dengan nada suara yang tak kalah tinggi dariku. Dia menatapku tajam dan mencoba untuk meyakinkanku bahwa dia tidak pernah berselingkuh di belakangku.
“Bohong! Aku melihatnya Choi Min Ho! Dengan mataku sendiri! Kau dan dia pergi berduaan di sebuahmall! Kalian terlihat sangat bahagia saat itu!”
“Tapi- ”
“Kau lupa,huh?! Di hari saat aku menamparmu di muka umum! Saat aku memutuskanmu! Bahkan.. Kau tidak menahanku agar tidak pergi ataupun mengejarku.” Ucapku. Dia hanya terdiam tapi tetap menatapku dan sialnya sekarang aku menangis. Aku segera membuang mukaku darinya. Sia-sia sudah usahaku agar tetap terlihat tegar di depannya.
Aku sangat mencintainya, hingga saat ini hatiku masih bergetar karenanya. Rasanya sakit saat dia berjalan-jalan dengan salah satu tangannya menggenggam tangan seorang yeoja selain aku ataupun keluarganya.
Kenapa tangisanku makin menjadi-jadi, sih? Aku menutupi wajahku yang tertunduk dengan kedua tanganku agar Min Ho tidak melihat wajahku dan sebaliknya. Aku merasakan sebelah tangannya yang merangkulku sambil sekali-kali menepuk pundakku, dia berusaha untuk menenangkanku.
~~~
Sudah beberapa menit berlalu, walaupun tangisanku mereda tapi tetap saja aku tidak bisa menghentikan tangisanku walaupun sampai sekarang Min Ho tak melepaskan rangkulannya dari bahuku.
“Hahahahah!! Aku tidak bisa menahan tawaku lagi!! Aduh perutku sakit!!” Tawa Min Ho memecah keheningan di antara kami. Kenapa dia tertawa di saat seperti ini, sih? Aku sedang sedih karenanya tapi bukannya meminta maaf dia malah tertawa.
“kenapa tertawa! Harusnya kau minta maaf dan mengakui kesalahanmu! Bukannya tertawa!” Kataku memarahinya sambil menatapnya tajam. Aku sudah tak peduli lagi dengan wajahku yang masih sembab terlihat olehnya. Dia melihatku dan tawanya pun semakin keras saja.
“Ya! Choi Min Ho!” Kataku dengan nada tinggi sambil menjitak kepalanya. Dan sukses membuat tawanya mereda. Walaupun dia masih memegangi perutnya.
“Wae?”
“Kau ini sudah gila ya? Tidak ada yang lucu di sini! Kenapa kau tertawa sendiri, huh?”
“Aku tidak gila kok. Tapi, kau itu yang lucu sekali. Secinta itukah kau terhadapku? Sampai-sampai cemburu terhadap adikku sendiri. Kau tahu, tamparanmu itu sangat keras sekali!”
Hah? Adikku? Sejak kapan Min Ho punya adik? Setahuku dia anak satu-satunya dikeluarganya. Jadi aku tidak mengenalnya dengan baik? Sampai-sampai tidak tahu kalau dia punya adik. Padahal aku sudah mengenalnya lebih dari dua tahun.
“Kau lupa aku punya adik, ya? Namanya Choi Sulli, dia baru saja menyelesaikan sekolahnya di Amerika... Aku pernah memberitahumu dulu dan melihatkan fotonya juga kepadamu.”Kata Min Ho, sepertinya dia tahu apa yang sedang aku pikirkan.
Aku memijat-mijat keningku, berusaha untuk mengingat apakah dulu dia pernah mlihatkan foto adiknya kepadaku. Kurasa wajahnya sedikit berbeda dengan yeoja yang pergi bersama Min Ho tempo hari di mall.
“Dia memang sedikit berubah. Foto yang kutunjukan dulu kepadamu itu, saat dia masih SMP. Sekarang dia sudah lulus SMA, maka dari itu wajahnya sedikit berubah, penampilannya juga dan rambutnya dia potong lebih pendek. Lihat saja ini..” Kata Min Ho sambil menyodorkansmartphonenya. Di layarnya terdapat fotonya dengan adiknya itu-sepertinya, foto itu diambil di hari di mana aku menamparnya, lalu dia memperlihatkan foto adiknya yang pernah aku lihat dulu.
Aku ingat sekarang. Ya, memang benar dia pernah melihatkan foto adiknya dan menceritakan tentang adiknya. Aku tak sempat bertemu langsung dengan adiknya karena saat itu dia sudah tinggal di Amerika. Bodoh! Kenapa aku sangat pelupa sekali?!
“Jadi... Menurutmu siapa yang harus minta maaf sekarang? Pipiku sangat sakit saat itu dan tentu saja orang-orang menganggap aku ini namja jahat yang sangat pantas untuk ditampar oleh seorang yeoja.” Kata Min Ho setelah berdeham. Dia menatapku dengan tatapan yang menakutkan bagiku, padahal tidak sama sekali sebenarnya.
“Mianhae... Kau tahukan aku pelupa dan aku terlalu termakan perkatan teman satu tempat kerjaku. Namjachingunya berselingkuh dengan yeoja lain, awalnya namjachingunya itu sangat setia padanya. Namja yang setia pun bisa berselingkuh, katanya. Maka dari itu aku langsung yakin kalau kau berselingkuh dengan Sulli, yang ternyata adikmu...” Kataku sambil menundukkan kepalaku. Kenapa aku bertindak sangat bodoh ?! Sangat memalukan sekali!
“Hei... Sudahlah... Lagi pula aku sudah memaafkanmu sejak awal... Aku tahu ini hanya salah paham saja dari awal...” Ucapnya sambil memelukku. Aku sangat rindu hangat peluknya, aromaparfumenya.. Apapun tentangnya. Entah mengapa itu yang membuatku kembali menangis.
“Aku takut kehilanganmu. Aku terlalu mencintaimu... Mianhae...” Kataku disela tangisanku. Dia hanya terkekeh sambil mengelus rambutku.
“Eum... Nado.... Aku ini namja yang setia dan tak akan menduakanmu. Selamanya. Jadi, buang jauh-jauh perkataan temanmu itu, oke?” Ucapnya tepat di telingaku sebelum dia mengecup pipiku pelan. Aku pun mengangguk-aguk.
“Apakah ini artinya aku menjadi yeojachingumu lagi?”
“Eum! Tentu saja! You’re the one and only one for me!” Jawabnya sambil mengeratkan pelukannya.
“Cih! Dasar!” ujarku sambil menjitak kepalanya. Dia meringis dan membalas jitakanku itu. Lalu kami pun tertawa dengan kencang tanpa melepaskan pelukan kami.
“Tapi jangan lupa ajak aku bertemu adikmu! Aku ingin meminta maaf kepadanya. Ah! Kejadian itu sekarang terngiang-ngiang di otakku!”
“Iya. Tenang saja, aku akan mengajaknya bertemu denganmu. Dia merasa sngat bersalah denganku dan denganmu karena membuat kita putus dengan cara yang sangat-sangat tidak baik...”
“Eum.. Mian...”.
“Arasseo.... Sudahlah.. Jangan meminta maaf lagi..”
Rasanya lega sekali mengetahui kejadian itu hanya salah paham saja dan dia masih mencintaiku. Apakah setelah ini aku bisa tidur dengan pulas? Karena walaupun saat ini aku hanya ingin bersamanya , jujur saja aku sangat mengantuk. Hoam...!
~~Beberapa menit kemudian~~
---Min Ho POV---
“Ya! Lee Eun Hee lepaskan pelukanmu! Aku mau pulang!” Kataku sambil melepaskan pelukanku. Serindu itukah dia kepadaku? Sampai-sampai tak ingin melepaskan pelukannya dariku.
“Ya! Lee Eun-.” Aku menghentikan ucapanku saat menyadari kalau dia sudah tertidur dengan pulas dipelukanku. Dan dia tersenyum!
Omo! Dia pasti benar-benar sangat lelah hingga tertidur. Aish! Yeoja ini menyusahkan sekali! Bagaimana aku bisa membangunkannya jika dia seperti ini? Ah... Pasti aku harus mengantarkannya ke apartemennya. Aku juga lelah, Lee Eun Hee!!
Karena tidak pilihan lain, aku pun memutuskan untuk mengantarkannya ke apartemennya. Doakan kami sampai dengan selamat, karena saat ini aku merasa sangat mengantuk. Bisa saja nanti aku tidak bisa mengemudi dengan benar.
~~Keesokan Harinya~~
---Eun Hee POV---
“ Lee Eun Hee! Bangun!!!” Suara tinggi Soo Jung berhasil membangunkanku dari tidur lelapku. Mengganggu saja!
“Ya! Kau tahukan belakangan hari ini aku sedang sulit tidur!Jadi, jangan bangunkan aku. Aku sangat lelah Soo Jung!” Kataku sambil menarik selimutku hingga menutupi kepalaku dan berbalik membelakangi Soo Jung.
Soo Jung menarik selimutku dengan kasar dan memaksaku agar melihat ke arahnya.
“Ada apa, sih? Kau kerasukan arwah yang kau tonton tadi malam, ya?!”
“Ya! Kau kemanakan mobilku, huh? Aku sudah ada janji dengan Jong In! Bagaimana kalau aku terlambat?!” Serunya dan itu membuatku sadar sepenuhnya dan segera mendudukan tubuhku.
“Mwo?! Bukannya ada di tempat parkir? Bagaimana mungkin apartemen sebagus ini penjagaannya lemah sehingga ada mobil yang hilang?!” Kataku membela diri.
“Aku hanya menemukan kunci mobilku saja di tasmu! Tapi dimana mobilku?! Aku sudah memeriksanya di tempat parkir! Tapi tetap saja tidak ada!”
“Kan sudahku parkirkan di tempat parkir tadi mal-.”
“Kau di antar Min Ho, bodoh! Kau tak ingat?”
Huh? Diantar Min Ho? Bukannya tadi malam aku yang menyetir sendiri ke apartemen, ya? Apa itu hanya dimimpiku saja?
“Aku menyetir mobilmu ke sini kok!” Aku membela diriku dan memotong perkataanku.
“Tapi dalam mimpi... Hehe...” Lanjutku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal dan mengacungkan tanda damai dengan tanganku yang satunya.
“Jadi, mobilku kau tinggalkan, huh?!” Tanya Soo Jung dengan nada suara yang meninggi dan tatapannya pun menajam. Sungguh menyeramkan! Dia hampir mirip hantu yang ada di film horor!
“Mmm.... Bisa dibilang begitu..”Jawabku dengan ragu. Aku takut dia akan memarahiku. Saat Soo Jung marah... Dia terlihat sangat-sangat-sangat menyeramkan!
“YA! LEE EUN HEE! CEPAT KEMBALIKAN MOBILKU!” Teriak Soo Jung dengan nada tinggi yang membuat telingaku sakit. Wajahnya sudah memerah karena marah kepadaku.
“B..Baiklah.. Aku akan ke sana sekarang..” Kataku sambil berlari keluar apartemen. Aku sudah tak mempedulikan penampilanku yang baru bangun tidur, yang penting sekarang aku seharus secepat-cepatnya kembali ke sini dengan mobil Soo Jung.
Walaupun sekarang aku cemas akan mobil Soo Jung –semoga belum ada seseorang yang tertarik untuk mencuri mobil itu- , tapi nanti malam aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada yang perlu aku cemaskan lagi. Karena Min Ho menjadi namjachinguku lagi dan kejadian yang aku lihat tempo hari, hanya salah paham saja.
***Fin***
Posting Komentar